I.PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, ia telah menjadi sasaran studi sejak zaman dahulu, kini dan kemudian hari. Dalam menjalankan fungsinya sebagai khalifah dibumi, manusia dikaruniai akal, yang mana dengan akal itulah manusia dapat dibedakan dengan makhluk yang lain. Apabila akal manusia digunakan dalam hal negatif, akan merusak bumi ini. Dalam upaya pemanfaatan akal secara maksimal supaya alam semesta dapat teratur, rapi, dan selaras maka agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Agama merupakan kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan melakukan hubungan dengan Dia baik itu melalui upacara, penyembahan, permohonan dan membentuk sikap hidup manusia menurut ajaran agama itu. Agama juga sebagai pengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya serta hubungan antara manusia dengan sesamanya, sehingga dalam kehidupan manusia ada keserasian, keseimbangan antara dunia dan akhirat. Di dunia ini ada beberapa jenis dari agama, ada agama yang berasal dari langit ( agama samawi ) dan yang berasal dari bumi ( agama ardhi ). Masing- masing dari agama-agama tersebut akan dibahas pada makalah ini. Selain itu apa peranan agama dalam kehidupan manusia? Mengapa manusia perlu beragama?
II.RUMUSAN MASALAH
1.Apa saja arti dari Agama dan Ruang Lingkupnya ?
2.Bagaimana Hubungan antara Agama dan Manusia?
3.Bagaimana Klasifikasi Agama dan Agama Islam?
4.Apa saja Peranan Agama dalam kehidupan manusia?
III. PEMBAHASAN
1.Arti Agama dan ruang lingkupnya
Agama berasal dari bahasa Sanskerta yang erat hubungannya dengan agama Hindu dan Budha. Akar dari agama salah satunya gam yang mendapat awalan a dan akhiran a sehingga menjadi a-gam-a. Kadang gam mendapat awalan i sehingga menjadi i-gam-a dan kadang juda mendapat awalan u sehingga menjadi u-gam-a. Bahasa Sanskerta yang menjadi asal kata agama termasuk dalam rumpun bahasa Indo-Jerman, serumpun dengan bahasa belanda dan inggris. Dalam bahasa belanda kita menemukan kata ga, gaan dan dalam bahasa inggris go yang sama artinya dengan gam : pergi. Setelah mendapat awalan a pengertiannya berubah menjadi jalan. Dalam bahasa Bali makna agama, igama, dan ugama mempunyai makna berikut, agama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia dengan raja; igama atinya peraturan, tata cara, upacara dalam hubungan dengan Dewa-Dewa; sedang ugama ialah peraturan, tata cara hubungan antarmanusia. Ketiga kata ini dipakai dalam tiga bahasa; agama dalam bahasa Indonesia, igama dalam bahasa Jawa, dan ugama dalam bahasa Melayu Pengertian jalan sebagai perubahan arti pergi juga terdapat dalam agama Syinto ( Jepang ), Budha menyebut undang-undang pokoknya jalan. Jesus kristus menyuruh pengikutnya mengikuti jalannya. Dalam agama islam terdapat perkataan syari’at dan tarikat artinya jalan. Agama Hindu dan Budha menyebarkan kata agama di Kepulauan Nusantara diambil oleh bahasa Melayu dan dilanjutkan oleh bahasa Indonesia.
Selain arti agama yang telah disebutkan diatas, menurut teori lain ada beberapa arti lain yang dikandung dalam perkataan agama. Salah satu diantaranya adalah tradisi atau kebiasaan. Yang dimaksud adalah tradisi atau kebiasaan dalam agama Hindu dan Budha. Setelah agama Islam datang ke Nusantara, masyarakat Nusantara yang berbahasa Melayu mempergunakan kata agama untuk menunjukkan sistem ajaran yang dibawa oleh Islam. Sistem ajaran Islam berbeda dengan sistem ajaran Hindu dan Budha. Ajaran Islam tidak berasal dari tradisi, tetapi dari Allah melalui Wahyu-Nya, mengatur tata hubungan manusia dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri, dengan manusia lain dalam masyarakat dan dengan lingkungan hidupnya. Dalam bahasa aslinya agama Islam adalah din. Agama Islam kemudian disusul agama Nasrani memasuki kepulauan Nusantara ini. Timbul istilah baru yang menunjukkan sistem dan ruang lingkup agama Nasrani yaitu Religion yang berasal dari kata Relegere dalam bahasa latin, artinya berpegang teguh kepada norma-norma. Istilan Religion sekarang di Indonesiakan menjadi Religi. Perkataan Religi yang berasal dari bahasa Latin erat hubungannya dengan sistem dan ruang lingkup agama Nasrani yang menunjukkan hubungan tetap antara anusia dan Tuhan saja. Setelah kata Religion diterjemahkan juga dengan agama ke dalam bahasa Melayu Indonesia semakin bertambah kekaburan dan kerancauan pengertian. Hal ini sangat kentara jika dihubungkan dengan sistem dan ruang lingkup ajaran Islam karena sistem dan ruang lingkup ajaran Nasrani dan Islam adalah berbeda tetapi disebut dengan nama yang sama. Bagi orang Eropa, religion hanya hubungan tetap (vertikan ) antara manusia dan Tuhan saja. Menurut ajaran Islam istilah din yang tercantum dalam Al-Qur’an (Qs.al-Ma’idah(5):3) mengadung pengaturan hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat. Kedua tata hubungan inilan yang disebut hablum munallah wa hablum minannas( Qs.Ali ‘Imran (3): 112) merupakan komponen yang berjalan dan berjalin dalam sistem ajaran islam.
Berikut adalah beberapa pengertian agama:
A. Menurut kamus Modern Bahasa Indonesia agama adalah kepercayaan kepada kesaksian , ruh nenek moyang dewa, Tuhan.
B. Dalam kamus The Halt Intermediate Dictionary of American English merumuskan bahwa agama adalah kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhan atau kepada Yang Maha Mengetahui.
C. The Advance Leaner’s Dictionary of Current English merumuskan bahwa agama adalah mempercayai adanya kekuatan kodrat yang maha mengatasi, mengusai, menciptakan dan mengawasi alam semesta dan yang telah menganugerahkan kepada manusia suatu watak paham, supaya manusia dapat hidup terus-menerus setelah keluar dari Tubuhnya.
D. Menurut WJS.Poerwodarminto dalam kamusnya menerangkan bahwa agama adalah segenap kepercayaan (kepada Tuhan,Dewa dan sebagainya)serata dengan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.
E. Prof. Dr.Syekh Mahmud Syaltout dalam bukunya Al-Islam Aqidah wa Syari’ah agama merupakan segala sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah terhadap hamba-Nya yang meliputi hubungannya dengan Tuhan, hubungan antarsesama muslim,hubungan sesama manusia pada umumnya, hubungan dengan kehidupan dan hubungannya dengan alam sekitar
F. Sidi Gazalba merumuskan bahwa agama adalah kepercayaan dan hubungan manusia dengan yang kudus, dihayati sabagai hakikat yang gaib, hubungan mana menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup nerdasarkan doktrin tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa agama adalah sistem yang mengatur keyakian manusia, hubungan manusia dengan Tuhan secara vertikal dan hubungan manusia dengan sesamanya serta hubungan dengan alam lain secara horizontal. Selain itu agama juga merupakan suatu lembaga kebenaran yang hanya dapat didekati lewat iman, maksudnya yaitu suatu sikap jiwa yang mempercayai dan menerima sesuatu sebagai kebenaran.Menurut kajian antropologi definisi agama ditinjau dari segi kebudayaan dan bagaimana posisi kehidupan beragama dalam kebudayaan secara keseluruhan.
Secara umum sebuah agama biasanya melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu: memiliki unsur Keyakian (credial), Peribadatan (ritual), dan sistem nilai yang diatur dalam agama tersebut. Hal ini juga menjadi dasar untuk menentukan apakah sesuatu itu disebut sebagai agama atau bukan dan menjadi dasar lahirnya jenis-jenis agama yang dianut oleh manusia.
Unsur-unsur penting yang terdapat dalam agama tersebut diantaranya ialah:
1. Kekuatan gaib : manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat meminta tolong. Oleh karena itu manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib yang diwujudkan dengan mematuhi perintah larangan kekuatan gaib tersebut.
2. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan kehidupan diakhirat bergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Jika hubungan baik itu hilang, maka kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari dianggap hilang juga.
3. Respon yang bersifat emosional dari manusia. Respon itu bisa berupa perasaan takut, respon bentuk penyembahan, dan selanjutnya respon mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
4. Paham adanya yang Kudus ( Sacred ) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, dalam kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama brsangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
2. Hubungan antara Agama dan Manusia
Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia terhadap diri dan alam sekitarnya timbullah berbagai teori mengenai hubungan diri dan alam sekitarnya. Salah satu teori yang banyak mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan adalah teori August Comte yang terdapat pada bukunya Course de la philosophie positive(1842). Menurutnya sejak dahulu sampai sekarang, pemikiran manusia berkembang melalui tiga tahap, yaitu(a) tahap teologik, (b) tahap metafisik, (c) tahap positif yang melahirkan filsafat Positivisme diabad ke XIX. Menurut beliau tahap pemikiran yag paling rendah ialah tahap pemikiran Teologik, yaitu tahap pemikiran manusia yang percaya adanya Tuhan,percaya pada ajaran agama. Menurut Comte, dalam teologi ini manusia belum tahu tentang sebab musabah kejadian alam ini, tidak tahu mengenai hal atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Karena itu ia selalu hidup dalam ketakutan, misalnya seperti banjir, gunung meletus, dan lain-lain. Untuk menghindari ketakutan itu, manusia melindungkan dirinya pada Tuhan atau Dewa, menyerahkan dirinya pada yang Maha Kuasa. Tahap ini adalah tahap paling bawah dalam tingkatan pemikiran manusia. Oleh karena itu, katanya bila pemikiran manusia berkembang karena pertambahan pengalaman dan pengetahuan, manusia akan meninggalkan tahap teologik atau tahap percaya pada ajaran agama dan pada Tuhan yang melindunginya, pindah ke tahap yang lebih tinggi yaitu tahap metafisik (tahap percaya kepada kekuatan atau hal-hal non fisik yang tidak kelihatan). Untuk keselamatan dirinya, dalam tahap ini manusia berusaha menjinakkan kekuatan-kekuatan non fisik itu dengan sajian-sajian. Dan apabila pengalaman serta pengetahuan manusia tumbuh dan berkembang lebih lanjut, tahap pemikirannyapun meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Pada tingkat atau tahapan ini seperti dijaman modern sekarang, manusia telah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alam dan dirinya sendiri. Manusia telah mengetahui hukum-hukum alam, telah mampu memanfaatkan bahkan menundukkan alam untuk kepentingan manusia. Dari ajaran ini lahir filsafat positivisme ( alirang yang beranggapan bahwa pengetahuan semata-mata berdasarkan pengalaman dan ilmu pasti ).
Teori tentang hukum tiga tingkat atau tiga tahap perkembangan pemikiran ini dapat dibaca dengan jelas beseta contoh-contohnya dengan buku Prof. H.M.Rasjidi berjudul “ Empat Kuliah Agama Islam di Perguruan Tinggi”(1980). Namun teori August Comte tidak benar, karena perkembangan pemikiran manusia tidaklah demikian. Dalam tahap ketiga, diperiode positif dizaman modern sekarang ini manusia masih tetap percaya pada Tuhan dan metafisika, bahkan di Eropa dan Amerika cenderung kembali pada Tuhan atau ajaran agama ( spiritulisme ) di penghujung abad XX yang akan datang. Sekulerisme yang berasal dari inggris meyeberang ke Eropa dan Amerika serta menjalar ke seluruh dunia menopang teori August Comte tersebut.
Sejarah umat manusia di Barat menunjukkan bahwa dengan mengenyanpingkan agama dan menempatkan ilmu dan akal sabagai satu-satunya untuk menilai segala-galanya ( anthropocentrisme yaitu paham yang menjadikan manusia menjadi pusat ) telah menyebabkan berbagai krisis dan malapetaka. Karena pengalaman itu perhatian manusia di dunia kembali pada agama, hal ini disebabkan karena (1) para ilmuwan yang selama ini meninggalkan agama kembali berpaling pada agama sebagai pegangan hidup yang sesungguhnya, dan (2) karena harapan manusia pada otak manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada abad-abad yang lalu ternyata tidak terwujud. Selain itu karena perkembangan sains dan teknologi menyebabkan kehidupan manusia menjadi tidak tenang. Dan untuk mengendalikan kemajuan teknologi itulah manusia memerlukan agama sebagai pedoman dan pedoman hidup yang sejati sehingga teknologi tersebut dapat dikembangkan dan diarahkan untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat bagi manusia serta menbawa keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.
Dari berbagai paparan diatas jelas bahwasannya agama sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, karena agama mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik itu untuk kehidupan di dunia dan akhirat.
3. Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama dibagi menjadi dua, yaitu (1) agama wahyu dan (2) agama budaya atau agama bumi atau agama alam. Perbedaan agama wahyu dan agama budaya dapat dilihat dari ciri-ciri ke dua agama seperti berikut;
a. Agama Wahyu dapat dipastikan kelahirannya, yaitu pada waktu agama wahyu disampaikan malaikat jibril kepada manusia pilihan yang disebut utusan atau rasul-Nya, sedangakan agama budaya tidak dapat dipastikan kelahirannya karena sesuai proses pertumbuhan kebudayaan masyarakat.
b. Agama wahyu disampaikan kepada manusia Utusan atau Rasulullah, sedangkan agama budaya tidak mengenal Utusan atau Rasul Allah dan yang mengajarkan agama budaya adalah filsuf atau pemimpin kerohanian atau pendiri agama itu sendiri.
c. Agama mempunya kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan Allah dan itu tidak berubah atau tidah dapat diubah, sedangkan agama budaya tidak mempunyai kitab suci. Jika punya kitab suci itu berubah sesuai dengan filsafat agama atau kesadaran agama masyarakatnya.
d. Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah Yang Maha Benar dan tidak terikat pada ruang dan waktu, sedangkan agama Budaya Kebenarannya relatif, terikat pada ruang dan waktu tertentu.
e. Sistem hubungan manusia dengan Allah dalam agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-Nya, sedangkan dalam agama Budaya berasal dari akal berdasarkan kepercayaan dan pengetahuan serta pengalaman manusia yang senantiasa berubah atau bertambah.
f. Konsep ketuhanan agama Wahyu adalah monotheisme murni, sedangkan berkembang sesuai dengan perkembangan akal manusia mulai dari Dinamisme sampai pada Monotheisme tidak murni atau Monotheisme terbatas.
g. Dasar-dasar ajaran agama Wahyu bersifat mutlak , berlaku bagi seluruh umat manusia, sedangkan agama Budaya bersifat relatif karena dtunjukkan kepada manusia dalam masyarakat tertentu yang belum tentu sesuai dengan masyarakat lain.
h. Sistem nilai agama Wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran dan hakikat manusia, sedangkan nilai agama Budaya ditentukan oleh manusia.
i. Agama Wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan sains modern, sedangkan hal-hal yang disebut dalam agama Budaya sering dibuktikan kekeliruannya oleh sains.
j. Melalui agama Wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil, yaitu manusia sempurna yang bersih dari noda dan dosa, sedangkan pembentukan manusia menurut agama budaya disandarkan pada pengalaman dan penghayatan masyarakat penganutnya yang belum tentu diakui oleh masyarakat lain.
Yang termasuk agama Budaya menurut para ahli adalah agama Kong Hu Chu, agama Hindu dan Budha, sedangkan agama Wahyu adalah Yahudi, Nasrani, dan Islam. Diantara ketiga agama wahyu terdapat perbadaan. Tolak ukur di atas tidak semuanya dapat diterapkan kepada semua agama Nasrani dan Yahudi. Contonya kitab suci Taurat dan Injil telah mengalami perubahan tidak asli lagi menurut wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Musa dan Isa sebagai Rasul-Nya. Menurut Prof. Charles Adam, pendeta agama Kristen Protestan, Kitab suci yang masih asli memuat Wahyu Tuhan hanyalah Al-Qur’an. Selain itu Sifat ajaran Yahudi adakah local, artinya khusus bagi orang Yahudi saja. Konsep Ketuhanan agama Nasrani bukan Monotheisme murni tetapi Monotheisme nisbi. Menurut ajaran nasrani, Tuhan memang satu, tetapi terdiri dari tiga oknum yakni Tuhan Bapak, Tuhananak dan Ruhul Hudus. Ketiganya disebut Trinitas atau Tritunggal, kesatuan tiga pribadi. Selain itu menurut mauric Bucaille ada hal-hal yang bertentangan dengan Sains Modern.
Menurut pendapat lain bahwasanya yang termasuk agama Budaya diantaranya:
1. Agama Majusi, yaitu agama yang pemeluknya memuja dan menyembah api.
2. Agama Watsani, yaitu agama yang pemeluknya memuja berhala dan patung- patung.
3. Agama Shabi’ah, yaitu agama yang pemeluknya memuja dan menyembah binatang-binatang atau benda-benda langit.
4. Agama Budha yang merupakan pengembangan dari ajaran-ajaran Sidarta Budha Gautama.
4. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Manusia terdiri dari dua dimensi, yaitu jasmani dan rohani dan dilengkapi dengan dua kemampuan, yaitu berfikir dan percaya. Dengan kemampuan pikirannya itulah manusia berusaha mencari kebenaran. Namun kebenaran yang dihasilkan bersifat nisbi, kerena tidak puas, dengan menggunakan kemampuan percayanya manusia mencoba mendekati kebenaran yang absolut yang ada didalam agama. Dengan demikian jelaslah manusia membutuhkan bimbingan dan petunjuk yang benar dan bernilai mutlak untuk meraih kebahagiaan hidup jasmani dan rohani, dunia dan akhirat. Untuk itu, disamping akal Tuhan juga memberikan anugerah lain kepada manusia sebagai pembimbing akhlak yang berupa Agama. Dalam agama inilah dibentangkan konsep yang jelas dan tegas tentang apa yang sesungguhnya hidup dan kehidupan itui dari mana dan kemana arah tujuannya, serta apa dan siapakan manusia itu sebenarnya. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama seperti yang diungkapkan oleh Abuddin Nata. Ketiga alasan itu adalah fitrah manusia, kelamahan dan kekurangan manusia, dan tantangan manusia.
1. Fitrah Manusia.
Latar belakang perlunya manusia pada agama adalah karena dalam diri manusia terdapat potensi manusia untuk beragama. Murtadha Muthari mengatakan bahwa pada saat berbicara tentang para Nabi, Imam Ali menyebutkan bahwa mereka diutus untuk mengingatkan manusia pada perjanjian yang telah diikat oleh fitrah mereka yang kelak akan dituntut untuk memenuhinya. Walau perjanjian itu tidak pernah tercatat pada kertas, namun sudah terukir dilubuk hati manusia serta perasaan batin manusia. Fitrah yang ada pada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia pada agama. Oleh karena itu, ketika datang Wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, seruan tersebut sejalan dengan fitrahnya. Dalam konteks ini disebutkan dalam Al-Qur’an salah satunya :
Artinya:
“Maka hadapkanlah wajahku dengan lurus kepada agama Allah (Islam); sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.”(Q.S.Ar-Rum[30]:(30).
Potensi fitrah beragama pada manusia dapat pula dianalisis pada istilah Insan yang secara kodrati sudah dilengkapi dengan kemampuan mengenal dan memahami kebenaran dan kebaikan yang terpancar dari ciptaann-Nya. Menurut Musa Asy’ari, pengertian manusia yang disebut insan dalam bahasa Al-Qur’an yaitu suatu kamampuan manusia dalam menggunakan akalnya dan mewujudkan pengetahuan konseptualnya dalam kehidupan konkret. Kata Basyar menurut Al-Qur’an digunakan untuk menyebut manusia dalam pengertian manusia lahiriyah yang membutuhkan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, hidup dan mati.
Dari berbagai pemaparan yang telah tersebut diatas dapat diketahui dengan jelas bahwa manusia secara fitri merupakan makhluk yang mempunyai kemampuan untuk beragama. Hal ini sejalan petunjuk Nabi yang dalam salah satu hadist-Nya mengatakan bahwa setiap anak yang dilahirkan memiliki potensi beragama dan kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi, hal ini mungkin juga serupa dengan kita yang islamnya keturunan atau warisan dari orang tua. Karena begitu pentingnya menum-kembangkan dan memelihara potensi kemanusiaan, yang pertama kali diperdengarkan pada bayi adalah adzan pada telinga pada telinga sebelah kanan dan Iqamah sebelah kirinya. Setelah itu dipupuk dengan memberinya nma baik,makanan bersih dan suci, mencukur rambut dengan tujuan agar anak tersebut menyukai keindahan, , kebersihan yang semuanya disukai Allah Swt. Selanjtnya meyembelih hewan akikah, anak dikhitan dengan maksud mengikitu sunah Rasul dan lain sebagainya.
Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa latarbelakang perlunya manusia pada agama adalah karena dalam diri manusia terdapat potensi untuk beragama yang pastinya memerlukan pembinaan, pengarahan, pengembangan dan sebagainya dengan cara mengenalkan agama kepadanya.
2. Kelemahan dan kekurangan manusia.
Faktor yang melatarbelakangin manusia memerlukan agama adalah kesempurnan dan kekurangan manusia. Misal saja pandangan kaum Mu’tazilah yang mewajibkan pada Tuhan agar menurunkan Wahyu dengan Tujuan agar kekurangan yang dimiliki akal dapat dilengkapi dengan informasi yang datang dari Wahyu, sehingga dengan demikian secara tidak langsung kaum ini memandang bahwa manusia menerlukan Tuhan
3. Tantangan Manusia.
Tantangan ini berasal dari luar maupun dalam. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan syaitan. Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang sengaja dilakukan manusia karena berkeinginan memalingkan manusia dari tuhan.
Bukti konkret bahwa agama sangat penting bagi kehidupan manusia dapat dilihat derdasarkan penjelasan berikut:
1. Agama sebagai sumber moral.
Karena perbedaan fundamental antara manusia dan hewan terletak pada akal dan moral, maka moral menjadi mustika hidup yang membedakan manusia dan hewan. Moral itu diperoleh dari agama,karena agama adalah sumber moral yang paling tangguh. Hal ini karena agama tidak hanya mengajarkan keimanan kepada Tuhan, tetapi juga memerintahkan hal-hal yang baik dan melarang yang buruk.
2. Agama sebagai petunjuk kebenaran
Manusia adalah makhluk berakal maka akan melahirkan ilmu dan filsafat sebagai sarana untuk mencapai kebenaran. Karena tidak semua kebenaran dapat dicapai manusia lewat ilmu dan filsafat, maka manusia masih memerlukan sumber kebenaran lain yaitu agama.
3. Agama sebagai sumber informasi Metafisika
Masih banyaknya hal-hal yang belum terjawab melalui akal, manusia mencari sumber lain untuk menyingkap persoalan-persolan tersebut. Sumber yang dimaksud adalah agama yang merupakan informasi dari Tuhan yang Maha Mengetahui.
4. Agama pembimbing manusia.
Kehidupan manusia selalu mengalami pasang surut, kadang senang dan dilain waktu merasa susah. Pada kenyataannya banyak manusia yang salah dalam menghadapi keadaan sukamaupun duka. Ada yang karena suka sampai mabuk lupa daratan, ada juga yang karena dirudung duka hanyut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Dalam hal ini agama turut membimbing manusia ke arah jalan yang benar.
IV. KESIMPULAN
v Agama berasal dari bahasa Sanskerta yang erat hubungannya dengan agama Hindu dan Budha. Agama adalah sistem yang mengatur keyakian manusia, hubungan manusia dengan Tuhan secara vertikal dan hubungan manusia dengan sesamanya serta hubungan dengan alam lain secara horizontal. Unsur-unsur penting yang terdapat dalam agama tersebut diantaranya ialah:
1.Kekuatan gaib
2.Keyakinan manusia
3.Respon yang bersifat emosional dari manusia.
4.Paham adanya yang kudus ( sacred ) dan suci.
v Menurut August Comte sejak dahulu sampai sekarang, pemikiran manusia berkembang melalui tiga tahap, yaitu(a) tahap teologik, (b) tahap metafisik, (c) tahap positif yang melahirkan filsafat Positivisme diabad ke XIX.
v Menurut sumber ajaran suatu agama, agama dibagi menjadi dua, yaitu (1) agama wahyu dan (2) agama budaya atau agama bumi atau agama alam. Yang termasuk agama Budaya menurut para ahli adalah agama Kong Hu Chu, agama Hindu dan Budha, sedangkan agama Wahyu adalah Yahudi, Nasrani, dan Islam.
Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama seperti yang diungkapkan oleh Abuddin Nata. Ketiga alasan itu adalah fitrah manusia, kelamahan dan kekurangan manusia, dan tantangan manusia.
Bukti konkret bahwa agama sangat penting bagi kehidupan manusia diantaranya:
1.Agama sebagai sumber moral.
2.Agama sebagai petunjuk kebenaran
3.Agama sebagai sumber informasi Metafisika
4.Agama pembimbing manusia.
V. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampakan, sebelumnya terima kasih atas kritik dan sarannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya penulis. Sekian atas perhatiaan dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
`
IV. DAFTAR PUSTAKA
Ali,Prof.H.Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008 ).
Fathoni, Miftah Ahmad, Pengantar Studi Islam, ( Semarang :Gunung Jati.2001).
Anwar Rosidin dkk, Pengantar Studi Islam, ( Bandung : Pustaka Setia, 2009 ).
Agus Busatanuddin, Agama dan Kehidupan Manusia, ( Jakarta : PT Rajarafindo Persada.2007 ).
http://www.elearningpendidikan.com/agama-arti-dan-ruang-lingkupnya.html pada 08/03/2014 pukul 21:21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar