Minggu, 22 November 2015

kepemimpinan transformatif kepala sekolah



 disusun oleh : Kuntariatun UIN Walisongo
I.                   PENDAHULUAN
Sebuah organisasi akan selalu mengalami perubahan karena organisasi merupakan sistem yang terbuka yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Adanya berbagai perkembangan dalam kehidupan masyarakat menuntut organisasi untuk melakukan perubahan-perubahan sehingga dapat menyesuaikan dengan keadaan. Perubahan-perubahan yang diantaranya berasal dari faktor-faktor teknologi, ekonomi, hukum, politik, kependudukan, ekologi, dan kebudayaan (A. Hasymi Ali, 2007;894) menuntut organisasi untuk merencanakan inovasi dalam organisasi dengan maksimal.
Demikian pula halnya dalam organisasi pendidikan selalu mengalami perubahan menuju sebuah organisasi yang efektif dengan meningkatkan kinerja organisasinya.dalam hal kinerja seringkali organisasi sebuah pendidikan sering mengalami penurunan, baik itu dari segi tenaga administratif maupun tenaga edukatif. Misal saja seringkali pegawai yang datang terlambat atau tidak tepat pada waktunya, tidak efisien penggunaan waktu untuk suatu penyelesaian pekerjaan, produktivitas kerja kurang, motivasi berprestasi rendah, kurang mampu beradaptasi dengan perubahan baik dalam metode kerja maupun fasilitas kerja yang baru, kurang berpartisipasi dalam pelaksanaan program, guru kurang maksimal dalam melaksanakan tugasnya, dan lain sebaginya. Untuk itu perlu diadakan perubahan-perubahan oleh kepala sekolah/ pemimpin.
Kepemimpinan menjadi faktor penting yang perlu dikaji dalam dunia pendidikan. Hal ini sejalan dengan perkataan “negara/ pemerintahan akan baik jika pemimpinnya baik dan bijaksana”. Dan sebaliknya sebuah negara akan menjadi hancur jika pemimpinnya suka membuat kerusakan. Hal ini menunjukkan bahwa baik buruknya lembaga  ditentukan oleh keberhasilan pemimpin dalam pengembangan program yang  telah dilakukan.
Dalam hal pendidikan, diperlukan seorang pemimpin yang membawa perubahan-perubahan bagi perkembangan organisasinya. Dengan pemimpin transformatif yang membawa perubahan diharapkan sekolah dapat tetap menjaga eksistensinya sehingga mampu bersaing dengan lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri yang ada. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas model kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Semoga dapt menahmbah pengetahuan bagi penyusun dan pembaca pada khusunya.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Konsep Kepemimpinan Transformasional?
2.      Bagaimana Implementsi Kepala sekolah terhadap Kepemimpinan transformasional?

III.             PEMBAHASAN

A.    Konsep kepemimpinan Transformasional

1.      Definisi Kepemimpinan Transformaional
Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata “Leadership” yang berasal dari kata “leader”. Leader (pemimpin) adalah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan jabatannya. Istilah kepemimpinan transformasional berasal dari dua kata, yaitu kepemiminan (leadership) dan transformatif atau transformasional (transformatinal). Istilah transformasional berinduk dari kata transform yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda (Danim, 2005: 54).[1]
Menurut Owens (1991) kepemimpinan adalah suatu interaksi antara satu pihak sebagai yang memimpin dengan pihak yang dipimpin. Menurut Robbins (1991) kepemimpinan adalah kemapuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh dapat diperoleh secara formal, yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya dalam suatu organisasi. Kottler (1997:31) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seperangkan proses yang terutama ditujukan untuk menciptakan organisasi atau menyesuaikannya terhadap keadaan-keadaan yang jauh berubah. Kepemimpinan menentukan seperti apa seharusnya masa depan itu, mengarahkan kepada visi, dan memberikan aspirasi untuk mewujudkannya.
Kepemimpinan Transformasional merupakan jenis kepemimpinan baru (new leader paradigm) yang dipandang efektif untuk mendinamisasikan perubahan, terutama pada siatuasi atau lingkungan yang bersifat transisional. Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan. Sumber daya yang dimaksudkan meliputi SDM, fasilitas, dana, dan faktor-faktor eksternal keorganisasian. [2]
Menurut Sadler gagasan awal model kepemimpinan transformasional ini dikembangkan oleh James McGregor Burns yang menerapkannya dalam konteks politik dan selanjutnya kedalam konteks organisasional oleh Bernad Bass. Dalam upaya pengenalan tentang konsep kepemimpinan transformasional Bass mengemukakan adanya kepemipinan  transaksional, yaitu kepemimpinan yang memelihara atau melanjutkan status quo. Kepemimpinan jenis ini didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran (exchange process) dimana para pengikut mendapat imbalan yang segera dan nyata untuk melakukan perintah-perintah pemimpin. Sementara itu kepemimpinan transformasioanl adalah kepemimpinan yang dipertentangkan dengan kepemimpinan yang memelihara status quo. Menurut Bahar agus setiawan dan Abd. Muhith Kepemimpinan transformasional ini diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati karena kepemimpinan ini bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya. Para pemimpin ini secara riil harus mampu mengarhkan organisasi menuju arah baru. [3]
kepemimpinan  transformasional kepala sekolah dalam pendidikan adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam bekerja dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan sebelumnya  melalui pemberian bimbingan, tuntunan atau anjuran kepada yang dipimpinnya agar tujuan sekolah dapat tercapai.
            2.. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional
Asumsi yang mendasari kepemimpinan transformasional adalah bahwa setiap orang akan mengikuti seseorang yang dapat memberikan mereka inspirasi, mempunyai visi yang jelas, serta cara dan energi yang baik untuk mencapai suatu tujuan. Bekerja sama dengan seorang pemimpin transformasional dapat memberikan suatu pengalaman yang berharga karena kepemimpinan transformasional akan selalu memberikan semangat dan energi positif terhadap bawahannya.
Dalam kepemimpinan Transformasional ada tiga hal yang menjadi inti Kepemimpinan tersebut, yaitu Komitmen, berbagi nilai-nilai organisasi dan berbagi visi organisasi. Menurut Bass (1985) “ transformational leadership contains four components: charisma or idealized influence (attributed or behavioral), inspirations motivation, intelectual stimulation, and individualized concideration.”
Menurut Bass tersebut, ada empat komponen dalam kepemimpinan transformasional. Diantara komponen tersebut adalah kharisma atau mengidealkan pengaruh (sifat atau tingkah laku), motivasi yang mendatangkan inspirasi, rangsangan intelektual, dan memberikan pertimbangan kepada individu.  Seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang baik, retoris, memiliki keterampilan manajemen, dan menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut untuk mengembangkan ikatan emosi dengan pengikat. [4]
Karakteristik pemimpin trasformasional, menurut Aan Komariah dan Cepi Triatna (2006;78) adalah sebagai berikut :[5]
1.  Pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke depan dan berupaya  memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tetapi di masa datang. Dan oleh karena itu pemimpin ini dapat dikatakan pemimpin visioner.
2.  Pemimpin sebagai agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah sistem ke arah yang lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional karena ia berperan meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada. Berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.
Berdasarkan karakteristik tersebut, seorang pemimpin transformasional mempunyai tujuan dan visi misi yang jelas, serta memiliki gambaran yang menyeluruh terhadap organisasinya di masa depan. Pemimpin dalam hal ini berani mengambil langkah-langkah yang tegas tetapi tetap mengacu pada tujuan yang telah ditentukan  guna keberhasilan organisasinya, misalnya saja dalam menerapkan metode dan prosedur kerja, pengembangan staf secara menyeluruh, menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, juga termasuk di dalamnya berani menjamin kesejahteraan bagi para stafnya. Di samping itu, hubungan kerjasama dan komunikasi dengan bawahan selalu diperhatikan, memperhatikan perbedaan individual bawahan mengenai pelaksanaan kerja maupun kreatifitas kerja masing-masing bawahan dalam mencapai produktivitas tertentu. Pemimpin berani mengambil kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan motivasi bawahan dengan pemberian imbalan dan penghargaan sesuai dengan taraf kesanggupan bawahan dalam menyelesaikan suatu tugas yang dibebankan kepadanya.
Gaya kepemimpinan transformasional mempunyai karakteristik transparansi dan kerjasama. Hal ini sesuai dengan pendapat Tree Nur Yuliawani, dkk (2008), ciri dari gaya kepemimpinan transformasional, yaitu : (1) adanya kesamaan yang paling utama, yaitu jalannya organisasi tidak digerakkan oleh birokrasi, tetapi oleh kesadaran bersama; (2) para pelaku lebih mementingkan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi; dan (3) adanya partisipasi aktif dari para pengikut atau orang yang dipimpinnya.
Ciri seorang yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan transformasional (Luthans, 1995: 358) adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan (pembaruan); (2) memiliki sifat pemberani; (3) mempercayai orang lain; (4) bertindak atas dasar sistem nilai (bukan atas dasar kepentingan individu, atau atas dasar kepentingan dan desakan kroninya); (5) meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus; (6) memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas, dan tidak menentu; serta (7) memiliki visi ke depan. [6]
Secara lebih rinci, ciri-ciri kepemimpinan transformasional yang memacu inovasi sebagai berikut:
1. pengaruh yang diidealkan (Idealized Influence). Ini adalah sifat-sifat keteladanan (role model) yang ditunjukkan kepada pengikut dan sifat-sifaty yang dikagumi pengeikut dan pemimpinnya. Perwujudan sifat keteladanan antara lain adalah memberi contoh bagaimana dia berperilaku dalam melayani orang lain, khususnya dalam melayani karyawan sebagai mitra kerjanya. Idealized influence pada dasarnya merupakan pemberian keteladanan pada pengikut melalui perilaku dan ucapan.
2. Stumulasi intelektual (intellectual stimulation). Dalam intelelectual stimulation pemimpin mengajak bawahannya untuk selalu mempertanyakan asumsi dibalik suatu hal, mencari cara baru dalam mengarjakan suatu hal. Sebagai pemimpin transformasional dia lenih berfokus pada pemberian apresiasi pada setiap gagasan yang dilontarkan, sekecil apapun gagasan tersebut sehingga membuat karyawannya untuk bergairah mengemukakan pendapatnya.
3. kepedulian secara perorangan (individual consideration). Dalam invidual consideration pemimpin memperhatikan kebutuhan karyawan dan membantu karyawaanya agar mereka bisa maju dan berekmbang dalam karier dan kehidupan mereka. Sebagai pemimpin dia memiliki kepekaan terhadap kebutuhan karyawan dan memberi perhatian pribadi kepada anggota yang merasa terabaikan dan kurang diperhatikan. Dia memberikan rasa hormat pada anngota dengan memberikan apresiasi pada saat anggota menyelesaikan tugas dengan baik. Misalnya mengucapkan terima kasih. Dengan memberikan apresiasi pada bawahan yang bekerja dengan baik, pemimpin menunjukkan rasa puasnya karena anggota telah memenuhi standar kinerja yang telah disepakati.
4. motivasi yang inspirational ( inspirational motivation). Motivasi inspirational adalah sifat pemimpin yang memberikan aspirasi dalam bekerja, mengajak kaeyawan untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama agar hidup dan karya mereka menjadi bermakna. Pemimpin memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menemukan kearifan dan mencari tantangan diri untuk berbuat sesuatu yang lebih baik. Memotivasi dan menginspirasi pengikut agar bisa mencapai hasil kerja luar biasa dan bisa mencaapi karier yang setinggi-tingginya di masa depan.
Dari perilaku-perilaku yang dimunculkan pemimpin transformasional dapat ditarik beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas dari kepemimpinana tersebut, antara lain: a). Mempunyai visi yang besar dan memercayai institusi, b). Menempatkan diri sebagai  motor penggerak perubahan, c). Berani mengambil resiko dengan pertimbangan yang matang, d). Memberikan kesadaran pada bawahan akan pentingnya hasil pekerjaan, e). Memiliki klepercayaan akan kemampuan bawahan, f). Fleksibel dan terbuka terhadap pengalaman baru, g). Berusaha meningkatkan motivasi yang lebih tinggi, h). mendorong bawahan untuk menempatkan kepentingan organisasi dibawah kepentingan pribadi, dan i). Mampu mengartikulasikan nilai untuk membimbing perilaku mereka.

Dalam kepemimpinan transformasional dapat ditampilkan kedalam beberapa variabel sebagai berikut:[7]
No.
Dimensi
Variabel
Individualized influence
1.       
Memiliki integritas perilaku dimana ada kongruensi antara apa yang dikatakan atau diucapkan dengan apa yang dilakukan
Konsisten pada visi, misi, dan arah baru organisasi.
Konsisten terhadap strategi dan ide yang diusung.
Konsisten pada program yang dikembangkan.
2.       
Mampu memberikan contoh nyata dari apa yang diinginkan dengan perubahan-perubahan yang dilakukan.
Memberi contoh strategi perncapaian visi dan misi.
Memebri contoh teknis operasional pencapaian program.
Memberi contoh kepatuhan terhadap regulasi.
Inspiiration Motivation
3.       
Mampu memotivasi dan memberi inspirasi kepada anak buahnya.
Membangkitkan antusiasme staf.
Kompensasi secara adil.
Dukungan kepada staf yang belajar.
Penghargaan atas prestasi.
4.       
Mengkomunikasikan secara jelas dan simpatik tentang harapan-harapan yang tinggi dan tantangan kerja yang harus dihadapi bersama.
Simpatik dalam mengkomunikasikan gagasan.
Jelas dalam menyampaikan visi dan misi organisasi.
Mempunyai harapan yang tinggi terhadap pencapaian kinerja.
5.       
Mampu membangkitkan semangat kerja tim
Membuat tim dalam melaksanakan tugas.
Mendorong tim dalam melaksanakan tugas.
Memfasilitasi tim dalam bekerja.
6.       
Menampilkan optimism
Semangat daalm pencapaian tujuan.
,e,punyai harapan tinggi akan pencapaian hasil.
Optimis dalam menetapkan target pencapaian kerja.
7.       
Mampu meningkatkan kreativitas dan iklim kondusif untuk inovasi.
Mendorong kreativitas pegawai.
Mengembangkan iklim kerja kondusif.
Mendorong melakukan inovasi.
Intellectual Stimulation
8.       
Mampu melakukan power sharing dengan anak buahnay untuk mendorong munculnya ide-ide baru dan solusi kreatif atas tantangan yang dihadapi organisasi.
Membagi tanggungjawab dalam pencapaian visi dan misi organisasi.
Memberi keleluasan dalam mengembangkan program untuk pencapain visi.
Mengembangkan gugus tugas.
9.       
Menampilkan usaha nyata untuk memberdayakan anak buahnya dalam mengidentifikasi masalah dan menemui masalah.
Menata lingkungan kerja untuk memberdayakan.
Membangun partisipasi dalam rangka memberdayakan.
Memberikan tugas sesuai kemampuan.
Individualized Concideration
10.   
Menghargai perbedaan-perbedaan kebutuhan individual untuk mencapai perkembangan dan penakjub karir bawahannya.
Memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan.
Memberikan kesempatan melakukan studi lanjutan.



3.      . Prinsip Kepemimpinan Transformasional
Paradigma baru dalam kepemimpinan Transformasional ada tujuh prinsip yang diangkat sebagaimana berikut (Erik Ress: 2001):[8]
1)      Simplifikasi, kebersihan dan kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan menjad cermin dari tujuan bersama. Kemampuan serta keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis dan tentu saja transformasional yang dapat menjawab “ kemana kita akan melangkah? Menjadi hal pertama an penting untuk kita implementasikan.
2)      Motivasi, kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang terlibat terhadap visi yang telah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu dilakukan.
3)      Fasilitas, dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif memfasilitasi pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok ataupun individual.
4)      Inovasi, yaitu kemampuan untuk berani dan bertanggungjawab melakukan suatu perubahan apabila diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi. Dalam organisasi yang efektif dan efisien setiap orang yang terlibat perlu mengantisipasi perubahan dan seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus tertentu harus sigap merespon perubahan tanpa mengorbankan tanpa mengeorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun.
5)      Mobilitas, yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperkuat setiap orang yang terlibat di dalamnya dalam mencapai visi dan tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan pengikut yang penuh dengan tanggung jawab.
6)      Siap siaga, yaitu kemampuan untuk salalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.
7)      Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk ink perlu didukung dengan pengembangan disiplin spiritualitas, emosi, dan fisik serta komitmen.
Kepemimpinan transformasional sangat relevan untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan atau sekolah karena hal-hal sebagai berikut:[9]
1. Pemimpin mampu mengembangkan nilai-nilai organisasi yang meliputi kerja keras, menghargai waktu, semangat, dan motivasi tinggi untuk berprestasi, disiplin dan sadar akan tanggumgjawab.
2. Pemimpin mampu menyadarkan anggota akan rasa memiliki dan tanggungjawab (sense of belonging and sense responbility).
3. Pemimpin dalam proses pengambilan keputusan selalu menggunakan kemampuan intelaktualnya secara cerdas.
4. Pemimpin selalu memperjuangkan nasib staf dan anggotanya dan peduli akan kebutuhan-kebutuhannya.
5. Pemimpin berani melakukan perubahan menuju tingkat produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
6. Pemimpin mampu membangkitkan motivasi dan semangat anggota untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi.
7. pemimpin mampu menciptakan budaya organisasi yang positif.
B. Implementasi Kepemimpinan Transformasional kepada Kepala sekolah
Dari segi kepemimpinan, seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional, agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal. Kepemimpinan transformasional mengutamakan pemberian kesempatan, dan atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values system) yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru, siswa, pegawai, orangtua siswa, masyarakat, dan sebagainya) bersedia, tanpa paksaan, berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah.
Sebagai proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan. Kepemimpinan transformasional  seorang kepala sekolah setidaknya menggunakan : idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individual consideration.
1. Idealized influence: kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan  sebagai panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu  mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan sekolah..
2. Inspirational motivation: kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru dan  karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung  semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
3. Intellectual Stimulation: kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di  kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan  masalah untuk menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.
4. Individual consideration: kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat  bagi guru dan stafnya.
 Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, merupakan hal yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan kepemimpinan transformasional di sekolahnya.
 Karena kepemimpinan transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan sunggug-sungguh dari yang bersangkutan. Northouse (2001) memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional, yakni sebagai berikut:
1. Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk organisasi
2. Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang tinggi
3. Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama
4. Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
5. Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan contoh  bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6. Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk berkontribusi terhadap  organisasi. [10]

IV. KESIMPULAN
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan. Sumber daya yang dimaksudkan meliputi SDM, fasilitas, dana, dan faktor-faktor eksternal keorganisasian.
Dari perilaku-perilaku yang dimunculkan pemimpin transformasional dapat ditarik beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas dari kepemimpinana tersebut, antara lain: a). Mempunyai visi yang besar dan memercayai institusi, b). Menempatkan diri sebagai  motor penggerak perubahan, c). Berani mengambil resiko dengan pertimbangan yang matang, d). Memberikan kesadaran pada bawahan akan pentingnya hasil pekerjaan, e). Memiliki klepercayaan akan kemampuan bawahan, f). Fleksibel dan terbuka terhadap pengalaman baru, g). Berusaha meningkatkan motivasi yang lebih tinggi, h). mendorong bawahan untuk menempatkan kepentingan organisasi dibawah kepentingan pribadi, dan i). Mampu mengartikulasikan nilai untuk membimbing perilaku mereka.
Paradigma baru dalam kepemimpinan Transformasional ada tujuh prinsip yang diangkat sebagaimana berikut (Erik Ress: 2001), diantaranya: Simplifikasi, Motivasi, Fasilitasi, Inovasi, Mobilitas, Siap Siaga, dan Tekad.
Northouse (2001) memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional, yakni sebagai berikut:
1. Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk organisasi
2. Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang tinggi
3. Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama
4. Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
5. Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan contoh  bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6. Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk berkontribusi terhadap  organisasi.

V. PENUTUP
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita penyusun dan pembaca khususnya. Kami bukanlah manusia yang sempurna. Mohon maaf apabila ada kekurangan. Kami mengharap kritik saran yang membangun pada penyempurnaan penyusunan dikemudian hari. Terima kasih atas perhatiannya.








           





DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin , Psikologi Kepemimpinan & Inovasi, ( Jakarta: Penerbit Erlangga,    2012).  
Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi  dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah (Bandung: Pustaka Educa, 2010).
Bahar Agus Setiawan, Abd. Muhith, Transformational Leadership Ilustrasi di Bidang Organisasi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013.
kepemimpinan_pendidikan/Buah Pikiran Selama Kuliah di UIN Syahid Jakarta  KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TRANSFORMASIONAL.html. diakses pada 11/12/15  jam 10: 09.



[1]Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah (Bandung: Pustaka Educa, 2010),, hlm 101.
[2] Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah , hlm. 101.
[3] Bahar Agus Setiawan, Abd. Muhith, Transformational Leadership Ilustrasi di Bidang Organisasi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013. hlm 102.
[4] Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah , hlm 102.
[6] Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan & Inovasi, ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), hlm. 130-132.
[7] Abin Syamsuddin Makmun, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam mengelola sekolah dan Madrasah, hlm 106.
[8] Abin Syamsuddin Makmun, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam mengelola sekolah dan Madrasah, hlm. 102.
[9] Abin Syamsuddin Makmun, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam mengelola sekolah dan Madrasah, hlm. 104.
[10] kepemimpinan_pendidikan/Buah Pikiran Selama Kuliah di UIN Syahid Jakarta  KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TRANSFORMASIONAL.html. diakses pada 11/12/15  jam 10: 09.