disusun oleh : Kuntariatun UIN Walisongo
I.
PENDAHULUAN
Sebuah organisasi akan selalu mengalami
perubahan karena organisasi merupakan sistem yang terbuka yang selalu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Adanya berbagai perkembangan dalam
kehidupan masyarakat menuntut organisasi untuk melakukan perubahan-perubahan
sehingga dapat menyesuaikan dengan keadaan. Perubahan-perubahan yang
diantaranya berasal dari faktor-faktor teknologi, ekonomi, hukum, politik, kependudukan,
ekologi, dan kebudayaan (A. Hasymi Ali, 2007;894) menuntut organisasi untuk merencanakan inovasi dalam organisasi dengan
maksimal.
Demikian pula halnya dalam organisasi
pendidikan selalu mengalami perubahan menuju sebuah organisasi yang efektif
dengan meningkatkan kinerja organisasinya.dalam hal kinerja seringkali organisasi sebuah pendidikan sering mengalami
penurunan, baik itu dari segi tenaga administratif
maupun tenaga edukatif. Misal saja seringkali
pegawai yang datang terlambat atau tidak tepat pada waktunya, tidak efisien
penggunaan waktu untuk suatu penyelesaian pekerjaan, produktivitas kerja
kurang, motivasi berprestasi rendah, kurang mampu beradaptasi dengan perubahan
baik dalam metode kerja maupun fasilitas kerja yang baru, kurang berpartisipasi
dalam pelaksanaan program, guru kurang maksimal dalam melaksanakan tugasnya,
dan lain sebaginya. Untuk itu perlu diadakan perubahan-perubahan oleh kepala
sekolah/ pemimpin.
Kepemimpinan
menjadi faktor penting yang perlu dikaji dalam dunia pendidikan. Hal ini
sejalan dengan perkataan “negara/ pemerintahan akan baik jika pemimpinnya baik
dan bijaksana”. Dan sebaliknya sebuah negara akan menjadi hancur jika
pemimpinnya suka membuat kerusakan. Hal ini menunjukkan bahwa baik buruknya lembaga ditentukan oleh keberhasilan pemimpin dalam
pengembangan program yang telah
dilakukan.
Dalam hal
pendidikan, diperlukan seorang pemimpin yang membawa perubahan-perubahan bagi
perkembangan organisasinya. Dengan pemimpin transformatif yang membawa
perubahan diharapkan sekolah dapat tetap menjaga eksistensinya sehingga mampu
bersaing dengan lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri yang ada. Untuk
itu dalam makalah ini akan dibahas model kepemimpinan transformasional kepala
sekolah. Semoga dapt menahmbah pengetahuan bagi penyusun dan pembaca pada
khusunya.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
Konsep Kepemimpinan Transformasional?
2.
Bagaimana
Implementsi Kepala sekolah terhadap Kepemimpinan transformasional?
III.
PEMBAHASAN
A.
Konsep kepemimpinan Transformasional
1.
Definisi
Kepemimpinan Transformaional
Kepemimpinan
adalah terjemahan dari kata “Leadership” yang berasal dari kata “leader”.
Leader (pemimpin) adalah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan
jabatannya. Istilah kepemimpinan transformasional berasal dari dua kata, yaitu
kepemiminan (leadership) dan transformatif atau transformasional (transformatinal).
Istilah transformasional berinduk dari kata transform yang bermakna
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda
(Danim, 2005: 54).[1]
Menurut Owens
(1991) kepemimpinan adalah suatu interaksi antara satu pihak sebagai yang
memimpin dengan pihak yang dipimpin. Menurut Robbins (1991) kepemimpinan adalah
kemapuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran. Sumber dari pengaruh dapat diperoleh secara formal, yaitu dengan
menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya dalam suatu organisasi.
Kottler (1997:31) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seperangkan proses yang
terutama ditujukan untuk menciptakan organisasi atau menyesuaikannya terhadap
keadaan-keadaan yang jauh berubah. Kepemimpinan menentukan seperti apa
seharusnya masa depan itu, mengarahkan kepada visi, dan memberikan aspirasi
untuk mewujudkannya.
Kepemimpinan
Transformasional merupakan jenis kepemimpinan baru (new leader paradigm)
yang dipandang efektif untuk mendinamisasikan perubahan, terutama pada siatuasi
atau lingkungan yang bersifat transisional. Kepemimpinan transformasional dapat
didefinisikan sebagai kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau
melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan target capaian yang telah
ditetapkan. Sumber daya yang dimaksudkan meliputi SDM, fasilitas, dana, dan faktor-faktor
eksternal keorganisasian. [2]
Menurut Sadler
gagasan awal model kepemimpinan transformasional ini dikembangkan oleh James
McGregor Burns yang menerapkannya dalam konteks politik dan selanjutnya kedalam
konteks organisasional oleh Bernad Bass. Dalam upaya pengenalan tentang konsep
kepemimpinan transformasional Bass mengemukakan adanya kepemipinan transaksional, yaitu kepemimpinan yang
memelihara atau melanjutkan status quo. Kepemimpinan jenis ini
didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran (exchange
process) dimana para pengikut mendapat imbalan yang segera dan nyata untuk
melakukan perintah-perintah pemimpin. Sementara itu kepemimpinan
transformasioanl adalah kepemimpinan yang dipertentangkan dengan kepemimpinan
yang memelihara status quo. Menurut Bahar agus setiawan dan Abd. Muhith
Kepemimpinan transformasional ini diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati
karena kepemimpinan ini bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan
organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya. Para
pemimpin ini secara riil harus mampu mengarhkan organisasi menuju arah baru. [3]
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam
pendidikan adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam bekerja dan atau
melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan target capaian yang telah
ditetapkan sebelumnya melalui pemberian
bimbingan, tuntunan atau anjuran kepada yang dipimpinnya agar tujuan sekolah
dapat tercapai.
2.. Karakteristik
Kepemimpinan Transformasional
Asumsi yang
mendasari kepemimpinan transformasional adalah bahwa setiap orang akan
mengikuti seseorang yang dapat memberikan mereka inspirasi, mempunyai visi yang
jelas, serta cara dan energi yang baik untuk mencapai suatu tujuan. Bekerja
sama dengan seorang pemimpin transformasional dapat memberikan suatu pengalaman
yang berharga karena kepemimpinan transformasional akan selalu memberikan
semangat dan energi positif terhadap bawahannya.
Dalam
kepemimpinan Transformasional ada tiga hal yang menjadi inti Kepemimpinan
tersebut, yaitu Komitmen, berbagi nilai-nilai organisasi dan berbagi visi
organisasi. Menurut Bass (1985) “ transformational leadership contains four
components: charisma or idealized influence (attributed or behavioral),
inspirations motivation, intelectual stimulation, and individualized
concideration.”
Menurut Bass
tersebut, ada empat komponen dalam kepemimpinan transformasional. Diantara
komponen tersebut adalah kharisma atau mengidealkan pengaruh (sifat atau
tingkah laku), motivasi yang mendatangkan inspirasi, rangsangan intelektual,
dan memberikan pertimbangan kepada individu.
Seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang baik, retoris,
memiliki keterampilan manajemen, dan menggunakan keterampilan-keterampilan
tersebut untuk mengembangkan ikatan emosi dengan pengikat. [4]
Karakteristik
pemimpin trasformasional, menurut Aan Komariah dan Cepi Triatna (2006;78)
adalah sebagai berikut :[5]
1. Pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke depan
dan berupaya memperbaiki dan
mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tetapi di masa datang. Dan oleh
karena itu pemimpin ini dapat dikatakan pemimpin visioner.
2. Pemimpin sebagai agen perubahan dan bertindak
sebagai katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah sistem ke arah yang
lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional
karena ia berperan meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada. Berusaha
memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal
mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.
Berdasarkan
karakteristik tersebut, seorang pemimpin transformasional mempunyai tujuan dan
visi misi yang jelas, serta memiliki gambaran yang menyeluruh terhadap
organisasinya di masa depan. Pemimpin dalam hal ini berani mengambil langkah-langkah
yang tegas tetapi tetap mengacu pada tujuan yang telah ditentukan guna keberhasilan organisasinya, misalnya
saja dalam menerapkan metode dan prosedur kerja, pengembangan staf secara
menyeluruh, menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, juga termasuk di dalamnya
berani menjamin kesejahteraan bagi para stafnya. Di samping itu, hubungan
kerjasama dan komunikasi dengan bawahan selalu diperhatikan, memperhatikan
perbedaan individual bawahan mengenai pelaksanaan kerja maupun kreatifitas
kerja masing-masing bawahan dalam mencapai produktivitas tertentu. Pemimpin
berani mengambil kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan motivasi bawahan
dengan pemberian imbalan dan penghargaan sesuai dengan taraf kesanggupan
bawahan dalam menyelesaikan suatu tugas yang dibebankan kepadanya.
Gaya
kepemimpinan transformasional mempunyai karakteristik transparansi dan
kerjasama. Hal ini sesuai dengan pendapat Tree Nur Yuliawani, dkk (2008), ciri
dari gaya kepemimpinan transformasional, yaitu : (1) adanya kesamaan yang paling
utama, yaitu jalannya organisasi tidak digerakkan oleh birokrasi, tetapi oleh
kesadaran bersama; (2) para pelaku lebih mementingkan kepentingan organisasi
daripada kepentingan pribadi; dan (3) adanya partisipasi aktif dari para
pengikut atau orang yang dipimpinnya.
Ciri seorang
yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan transformasional (Luthans,
1995: 358) adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi dirinya sebagai agen
perubahan (pembaruan); (2) memiliki sifat pemberani; (3) mempercayai orang lain;
(4) bertindak atas dasar sistem nilai (bukan atas dasar kepentingan individu,
atau atas dasar kepentingan dan desakan kroninya); (5) meningkatkan
kemampuannya secara terus-menerus; (6) memiliki kemampuan untuk menghadapi
situasi yang rumit, tidak jelas, dan tidak menentu; serta (7) memiliki visi ke
depan. [6]
Secara lebih
rinci, ciri-ciri kepemimpinan transformasional yang memacu inovasi sebagai
berikut:
1. pengaruh yang diidealkan (Idealized Influence). Ini
adalah sifat-sifat keteladanan (role model) yang ditunjukkan kepada pengikut
dan sifat-sifaty yang dikagumi pengeikut dan pemimpinnya. Perwujudan sifat
keteladanan antara lain adalah memberi contoh bagaimana dia berperilaku dalam
melayani orang lain, khususnya dalam melayani karyawan sebagai mitra kerjanya.
Idealized influence pada dasarnya merupakan pemberian keteladanan pada pengikut
melalui perilaku dan ucapan.
2. Stumulasi intelektual (intellectual stimulation). Dalam
intelelectual stimulation pemimpin mengajak bawahannya untuk selalu mempertanyakan
asumsi dibalik suatu hal, mencari cara baru dalam mengarjakan suatu hal.
Sebagai pemimpin transformasional dia lenih berfokus pada pemberian apresiasi
pada setiap gagasan yang dilontarkan, sekecil apapun gagasan tersebut sehingga
membuat karyawannya untuk bergairah mengemukakan pendapatnya.
3. kepedulian secara perorangan (individual consideration).
Dalam invidual consideration pemimpin memperhatikan kebutuhan karyawan dan
membantu karyawaanya agar mereka bisa maju dan berekmbang dalam karier dan kehidupan
mereka. Sebagai pemimpin dia memiliki kepekaan terhadap kebutuhan karyawan dan
memberi perhatian pribadi kepada anggota yang merasa terabaikan dan kurang
diperhatikan. Dia memberikan rasa hormat pada anngota dengan memberikan
apresiasi pada saat anggota menyelesaikan tugas dengan baik. Misalnya
mengucapkan terima kasih. Dengan memberikan apresiasi pada bawahan yang bekerja
dengan baik, pemimpin menunjukkan rasa puasnya karena anggota telah memenuhi
standar kinerja yang telah disepakati.
4. motivasi yang inspirational ( inspirational motivation).
Motivasi inspirational adalah sifat pemimpin yang memberikan aspirasi dalam
bekerja, mengajak kaeyawan untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama agar hidup
dan karya mereka menjadi bermakna. Pemimpin memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk menemukan kearifan dan mencari tantangan diri untuk berbuat
sesuatu yang lebih baik. Memotivasi dan menginspirasi pengikut agar bisa
mencapai hasil kerja luar biasa dan bisa mencaapi karier yang
setinggi-tingginya di masa depan.
Dari
perilaku-perilaku yang dimunculkan pemimpin transformasional dapat ditarik
beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas dari kepemimpinana tersebut,
antara lain: a). Mempunyai visi yang besar dan memercayai institusi, b).
Menempatkan diri sebagai motor penggerak
perubahan, c). Berani mengambil resiko dengan pertimbangan yang matang, d).
Memberikan kesadaran pada bawahan akan pentingnya hasil pekerjaan, e). Memiliki
klepercayaan akan kemampuan bawahan, f). Fleksibel dan terbuka terhadap pengalaman
baru, g). Berusaha meningkatkan motivasi yang lebih tinggi, h). mendorong
bawahan untuk menempatkan kepentingan organisasi dibawah kepentingan pribadi,
dan i). Mampu mengartikulasikan nilai untuk membimbing perilaku mereka.
Dalam
kepemimpinan transformasional dapat ditampilkan kedalam beberapa variabel
sebagai berikut:[7]
No.
|
Dimensi
|
Variabel
|
Individualized
influence
|
||
1.
|
Memiliki
integritas perilaku dimana ada kongruensi antara apa yang dikatakan atau
diucapkan dengan apa yang dilakukan
|
Konsisten
pada visi, misi, dan arah baru organisasi.
Konsisten
terhadap strategi dan ide yang diusung.
Konsisten
pada program yang dikembangkan.
|
2.
|
Mampu
memberikan contoh nyata dari apa yang diinginkan dengan perubahan-perubahan
yang dilakukan.
|
Memberi contoh
strategi perncapaian visi dan misi.
Memebri
contoh teknis operasional pencapaian program.
Memberi
contoh kepatuhan terhadap regulasi.
|
Inspiiration
Motivation
|
||
3.
|
Mampu
memotivasi dan memberi inspirasi kepada anak buahnya.
|
Membangkitkan
antusiasme staf.
Kompensasi
secara adil.
Dukungan
kepada staf yang belajar.
Penghargaan
atas prestasi.
|
4.
|
Mengkomunikasikan
secara jelas dan simpatik tentang harapan-harapan yang tinggi dan tantangan
kerja yang harus dihadapi bersama.
|
Simpatik
dalam mengkomunikasikan gagasan.
Jelas dalam
menyampaikan visi dan misi organisasi.
Mempunyai
harapan yang tinggi terhadap pencapaian kinerja.
|
5.
|
Mampu
membangkitkan semangat kerja tim
|
Membuat tim
dalam melaksanakan tugas.
Mendorong tim
dalam melaksanakan tugas.
Memfasilitasi
tim dalam bekerja.
|
6.
|
Menampilkan
optimism
|
Semangat
daalm pencapaian tujuan.
,e,punyai
harapan tinggi akan pencapaian hasil.
Optimis dalam
menetapkan target pencapaian kerja.
|
7.
|
Mampu
meningkatkan kreativitas dan iklim kondusif untuk inovasi.
|
Mendorong kreativitas
pegawai.
Mengembangkan
iklim kerja kondusif.
Mendorong
melakukan inovasi.
|
Intellectual
Stimulation
|
||
8.
|
Mampu
melakukan power sharing dengan anak buahnay untuk mendorong munculnya ide-ide
baru dan solusi kreatif atas tantangan yang dihadapi organisasi.
|
Membagi
tanggungjawab dalam pencapaian visi dan misi organisasi.
Memberi
keleluasan dalam mengembangkan program untuk pencapain visi.
Mengembangkan
gugus tugas.
|
9.
|
Menampilkan
usaha nyata untuk memberdayakan anak buahnya dalam mengidentifikasi masalah
dan menemui masalah.
|
Menata
lingkungan kerja untuk memberdayakan.
Membangun
partisipasi dalam rangka memberdayakan.
Memberikan
tugas sesuai kemampuan.
|
Individualized
Concideration
|
||
10.
|
Menghargai
perbedaan-perbedaan kebutuhan individual untuk mencapai perkembangan dan
penakjub karir bawahannya.
|
Memberikan
kesempatan untuk mengikuti pelatihan.
Memberikan
kesempatan melakukan studi lanjutan.
|
3.
. Prinsip Kepemimpinan Transformasional
Paradigma baru
dalam kepemimpinan Transformasional ada tujuh prinsip yang diangkat sebagaimana
berikut (Erik Ress: 2001):[8]
1)
Simplifikasi, kebersihan dan kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan
menjad cermin dari tujuan bersama. Kemampuan serta keterampilan dalam
mengungkapkan visi secara jelas, praktis dan tentu saja transformasional yang
dapat menjawab “ kemana kita akan melangkah? Menjadi hal pertama an penting
untuk kita implementasikan.
2)
Motivasi, kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang
terlibat terhadap visi yang telah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu
dilakukan.
3)
Fasilitas, dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif memfasilitasi
pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok
ataupun individual.
4)
Inovasi, yaitu kemampuan untuk berani dan bertanggungjawab melakukan suatu
perubahan apabila diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang
terjadi. Dalam organisasi yang efektif dan efisien setiap orang yang terlibat
perlu mengantisipasi perubahan dan seharusnya pula mereka tidak takut akan
perubahan tersebut. Dalam kasus tertentu harus sigap merespon perubahan tanpa
mengorbankan tanpa mengeorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah
dibangun.
5)
Mobilitas, yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi dan
memperkuat setiap orang yang terlibat di dalamnya dalam mencapai visi dan
tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan pengikut yang penuh
dengan tanggung jawab.
6)
Siap
siaga, yaitu kemampuan untuk salalu siap
belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma
baru yang positif.
7)
Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat
untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk ink perlu didukung
dengan pengembangan disiplin spiritualitas, emosi, dan fisik serta komitmen.
Kepemimpinan
transformasional sangat relevan untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan atau
sekolah karena hal-hal sebagai berikut:[9]
1. Pemimpin mampu mengembangkan nilai-nilai organisasi yang
meliputi kerja keras, menghargai waktu, semangat, dan motivasi tinggi untuk
berprestasi, disiplin dan sadar akan tanggumgjawab.
2. Pemimpin mampu menyadarkan anggota akan rasa memiliki dan
tanggungjawab (sense of belonging and sense responbility).
3. Pemimpin dalam proses pengambilan keputusan selalu menggunakan
kemampuan intelaktualnya secara cerdas.
4. Pemimpin selalu memperjuangkan nasib staf dan anggotanya dan
peduli akan kebutuhan-kebutuhannya.
5. Pemimpin berani melakukan perubahan menuju tingkat produktivitas
organisasi yang lebih tinggi.
6. Pemimpin mampu membangkitkan motivasi dan semangat anggota untuk
mencapai produktivitas yang lebih tinggi.
7. pemimpin
mampu menciptakan budaya organisasi yang positif.
B. Implementasi Kepemimpinan Transformasional kepada Kepala sekolah
Dari segi kepemimpinan,
seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan
transformasional, agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara
optimal. Kepemimpinan transformasional mengutamakan pemberian kesempatan, dan
atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar
sistem nilai (values system) yang luhur, sehingga semua unsur yang ada
di sekolah (guru, siswa, pegawai, orangtua siswa, masyarakat, dan sebagainya)
bersedia, tanpa paksaan, berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan
ideal sekolah.
Sebagai proses untuk merubah
dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang
didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap
para bawahan.
Kepemimpinan transformasional seorang
kepala sekolah setidaknya menggunakan : idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation,
dan individual consideration.
1. Idealized
influence: kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya,
dipercaya, dihormati dan mampu mengambil
keputusan yang terbaik untuk kepentingan sekolah..
2. Inspirational
motivation: kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap
visi organisasi dan mendukung semangat
team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
3. Intellectual
Stimulation: kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah
untuk menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.
4. Individual
consideration: kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat
bagi guru dan stafnya.
Berdasarkan
hasil kajian literatur yang dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa
seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan transformasional ternyata dapat
lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang
lebih baik. Oleh karena itu,
merupakan hal yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya.
Karena kepemimpinan transformasional merupakan
sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk bisa
menjadi seorang pemimpin transformasional yang efektif membutuhkan suatu proses
dan memerlukan usaha sadar dan sunggug-sungguh dari yang bersangkutan.
Northouse (2001) memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan
transformasional, yakni sebagai berikut:
1. Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2. Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai
yang tinggi
3. Dengarkan semua
pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama
4. Ciptakan visi yang
dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
5. Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan
melaksanakan suatu perubahan
6. Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi. [10]
IV. KESIMPULAN
Kepemimpinan transformasional dapat
didefinisikan sebagai kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau
melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan target capaian yang telah
ditetapkan. Sumber daya yang dimaksudkan meliputi SDM, fasilitas, dana, dan
faktor-faktor eksternal keorganisasian.
Dari perilaku-perilaku yang dimunculkan pemimpin transformasional
dapat ditarik beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas dari kepemimpinana
tersebut, antara lain: a). Mempunyai visi yang besar dan memercayai institusi,
b). Menempatkan diri sebagai motor
penggerak perubahan, c). Berani mengambil resiko dengan pertimbangan yang
matang, d). Memberikan kesadaran pada bawahan akan pentingnya hasil pekerjaan,
e). Memiliki klepercayaan akan kemampuan bawahan, f). Fleksibel dan terbuka
terhadap pengalaman baru, g). Berusaha meningkatkan motivasi yang lebih tinggi,
h). mendorong bawahan untuk menempatkan kepentingan organisasi dibawah
kepentingan pribadi, dan i). Mampu mengartikulasikan nilai untuk membimbing
perilaku mereka.
Paradigma baru
dalam kepemimpinan Transformasional ada tujuh prinsip yang diangkat sebagaimana
berikut (Erik Ress: 2001), diantaranya: Simplifikasi, Motivasi, Fasilitasi,
Inovasi, Mobilitas, Siap Siaga, dan Tekad.
Northouse (2001)
memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional, yakni
sebagai berikut:
1. Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2. Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai
yang tinggi
3. Dengarkan semua
pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama
4. Ciptakan visi yang
dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
5. Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan
melaksanakan suatu perubahan
6. Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain
untuk berkontribusi terhadap organisasi.
V. PENUTUP
Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita penyusun dan pembaca khususnya. Kami bukanlah
manusia yang sempurna. Mohon maaf apabila ada kekurangan. Kami mengharap kritik
saran yang membangun pada penyempurnaan penyusunan dikemudian hari. Terima
kasih atas perhatiannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ancok,
Djamaludin , Psikologi Kepemimpinan & Inovasi, ( Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2012).
Ara Hidayat,
Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah
(Bandung: Pustaka Educa, 2010).
Bahar Agus
Setiawan, Abd. Muhith, Transformational Leadership Ilustrasi di Bidang
Organisasi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013.
kepemimpinan_pendidikan/Buah Pikiran
Selama Kuliah di UIN Syahid Jakarta
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TRANSFORMASIONAL.html. diakses pada
11/12/15 jam 10: 09.
[1]Ara Hidayat,
Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah (Bandung: Pustaka Educa, 2010),, hlm
101.
[2] Ara Hidayat,
Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah , hlm. 101.
[3] Bahar Agus
Setiawan, Abd. Muhith, Transformational Leadership Ilustrasi di Bidang
Organisasi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013. hlm 102.
[4] Ara Hidayat,
Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah , hlm 102.
[5]http://www.academia.edu/7282972/5._KEPEMIMPINAN_TRANSFORMASIONAL_KEPALA_SEKOLAH_DALAM_MENINGKATKAN_KINERJA_ORGANISASI.
diakses pada 20/11/15 jam 10:04.
[6] Djamaludin
Ancok, Psikologi Kepemimpinan & Inovasi, ( Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2012), hlm. 130-132.
[7] Abin
Syamsuddin Makmun, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
mengelola sekolah dan Madrasah, hlm 106.
[8] Abin
Syamsuddin Makmun, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
mengelola sekolah dan Madrasah, hlm. 102.
[9] Abin
Syamsuddin Makmun, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
mengelola sekolah dan Madrasah, hlm. 104.
[10] kepemimpinan_pendidikan/Buah
Pikiran Selama Kuliah di UIN Syahid Jakarta
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TRANSFORMASIONAL.html. diakses pada
11/12/15 jam 10: 09.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar