Dibalik llmu Tanpa Amal Bagai Pohon Tanpa Buah
Berbicara tentang ilmu tidak akan terlepas dari
amal, karena ilmu itu harus diamalkan supaya dapat bermanfaat bagi manusia
bahkan semua makhluk yang ada dibumi. Ilmu itu ibarah cahaya yang akan
memancarkan sinarnya terhadap siapa saja yang mendekatinya. Orang yang berilmu
akan menuai atas apa yang mereka usahakan, ibarat padi yang telah menguning
yang siap untuk dipanen. Atau juga pohon yang telah menghasilkan bermacam buah
yang masak.
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata:
“Perumpamaan ilmu yg tidak diamalkan bagaikan harta simpanan yang tidak
diinfakkan darinya di jalan Allah ‘azza wa jalla.
ini ibarat harta yang ditumpukkan tanpa ada pengeluaran. selamanya tidak akan mempunyai manfaat begitu juga Jika ilmu tidak diamalkan itu ibarat pohon tanpa buah. Coba kita amati sejenak bagaimana pohon yang tidak berbuah itu hidup. Sendiri tanpa keturunan, tiada manfaat dan setelah mati maka musnahlah pohon itu. Tidak ada yang melestarikannya. Hal ini berbeda dengan pohon yang mempunyai buah yang banyak. Seandanya pohon itu ditebang ataupun roboh dimakan usia. Akan ada yang menggantikannya. Entah itu buahnya yang jatuh, dibawa hewan yang dijatuhkan ditempat tertentu maupun keturunan yang terdekat dengannya. Dengan menghasilkan banyak keturunan maka kehidupan pohon tersebut dapat memberikan banyak manfaat baik itu bagi dirinya, manusia, maaupun bagi makhluk hidup lain yang ada di bumi ini.
ini ibarat harta yang ditumpukkan tanpa ada pengeluaran. selamanya tidak akan mempunyai manfaat begitu juga Jika ilmu tidak diamalkan itu ibarat pohon tanpa buah. Coba kita amati sejenak bagaimana pohon yang tidak berbuah itu hidup. Sendiri tanpa keturunan, tiada manfaat dan setelah mati maka musnahlah pohon itu. Tidak ada yang melestarikannya. Hal ini berbeda dengan pohon yang mempunyai buah yang banyak. Seandanya pohon itu ditebang ataupun roboh dimakan usia. Akan ada yang menggantikannya. Entah itu buahnya yang jatuh, dibawa hewan yang dijatuhkan ditempat tertentu maupun keturunan yang terdekat dengannya. Dengan menghasilkan banyak keturunan maka kehidupan pohon tersebut dapat memberikan banyak manfaat baik itu bagi dirinya, manusia, maaupun bagi makhluk hidup lain yang ada di bumi ini.
Coba kita bandingkan dengan manusia yang
bermanfaat. Selain semua kebutuhannya terpenuhi, dihormati, dan mulia dimata
masyarakat mereka juga disegani, dicintai. Itu semua bukan karena kedudukan dan
kebijaksanaan, tetapi karena keberkahan dan kemanfaatan ilmunya. Orang yang
mengamalkan ilmunya ia akan memperoleh kemuliaan dan kedududukan yang tinggi sebagaimana
disebutkan dalam al-Qur’surat al-Mujadalah:11 yang artinya” niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Sesuai ayat tersebut orang yang mengamalkan
ilmunya akan diangkat derajat oleh Allah SWT. Mereka telah dijamin dengan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Apabila mereka mati maka mereka akan tetap
hidup. Nama mereka akan tetap terkenang sepanjang masa. Coba siapa yang tidak
kenal pada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Mereka tidak akan pernah
hilang dimakan zaman. Coba di Indonesia siapa yang tidak kenal Gusdur, hampir seluruh
lapisan masyarakat mengetahuinya. Karena selain ia keturunan pemuka agama
beliau juga presiden negeri ini. Sampai kapanpun nama itu akan tetap terukir
dalam sejarah. Lantunan doa-doa akan selalu mengalir dan menyinari kehidupan
orang-orang yang mendoakannya.
Hal ini sungguh berbeda dengan meninggalnya
orang-orang yang tidak berilmu kepergiannya akan menjadi kabar gembira dan
setelah itu ia akan musnah dari muka bumi. Tidak akan ada yang mengenangnya. Kehidupannya akan berhenti tidak ada lagi
tertulis sejarahnya. Ini bisa menjadi pilihan bagi kita. Apakah hanya ingi
menyia-nyiakan hidup ataukah ingin mengukir hidup?. Tetapi yang pasti semua
sudah jelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar